adbrite

Selasa, 31 Mei 2011

Kamu adalah milikku yang paling berharga

Aku sangat menyukai ucapan mama : “Barang milikku yg paling berharga adalah
kamu!” Ucapan yang sangat menyejukkan hati. dan sampai sekarang aku masih
mengingatnya terus!Papa dan mama menikah karena dijodohkan orang tua, demikianlah yg dialami
para muda-mudi dizaman itu, tapi hal ini sudah umum, tapi dizaman sekarang
peristiwa itu sudah jarang terjadi, kebanyakan adalah hasil pilihan sendiri.
Tapi mama sangat mencintai papa, demikian juga dg papa dan tampak selalu
mesra, akur bagaikan pasangan cinta sejoli.
Sangat sulit dibayangkan bahwa pernikahan mereka pernah diterjang badai!
Badai itu nyaris memisahkan mereka. hanya karena emosi sesaat saja!
Papa dan mama bekerja diinstansi yg sama, oleh karena itu setiap hari
berangkat dan pulang bersama. Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan
stock opname digudang, hingga pukul 2.00 dinihari dan baru pulang kerumah. Papa sangat letih dan lapar, sampai dirumah tidak ada makanan maupun minuman
yg siap disaji. Papa yg lapar minta mama untuk menyiapkan makanan dan minuman.
Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang tidak stabil, ditambah lagi
dg adanya lembur, badan dan pikiran sungguh melelahkan, sehingga dg kondisi
yg labil itu, mama spontan menjawab dg nada keras, ” mau makan dan minum,
memangnya tidak bisa masak sendiri? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi,
ya?”
Karena papa juga terlalu capek, dan langsung menjawab dg acuh tak acuh, ”
kamu ini isteriku, memasak adl sudah menjadi kewajibanmu!”
Mama langsung merespon, “tengah malam begini mau masak apa? Sudah lewat
waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!”
Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung berteriak dg emosi, “kamu
salah makan obat apa kemarin? Mau sengaja cari ribut,ya? Istri memasak untuk
suami adalah wajar, kenapa harus tergantung pada waktu? Kamu tidak senang,
ya? Kalau tidak senang, kamu pergi saja sekarang dari rumah ini!!!”
Mama tidak menyangka akan menerima reaksi yg begitu keras. Setelah terdiam
sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, “kamu ingin aku
pergi……..aku akan pergi sekarang!”
Mama segera kembali kekamar untuk mengemasi barang2nya.
Melihat mama masuk kamar dan berkemas-kemas, papa berkata kepada mama yg
membelakanginya, “bagus! Pergi sana!Ambil semua barang2mu dan jangan
kembali lagi!”
Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak ada kata2
kebencian
lagi yg muncul, menit demi menit berlalu, tapi mama tetap tak kunjung
keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa kemudian menyusul masuk
kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang penuh dengan linangan air
mata. Sambil menatap koper kulit besar yg masih tergeletak diatas ranjang.
Melihat papa datang, dg ter-isak2 mama berkata, “duduklah diatas koper kulit
itu, supaya aku boleh mengenang masa2 perpisahan kita yg terakhir.”
Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk tidak
bertanya, ” “untuk apa?”
Sambil menangis dg ter-putus2 mama berkata, “emas dan perak aku tidak
memilikinya,” tapi milikku yang paling berharga adalah kamu!” Kamu dan
anak2ku, aku tidak memiliki apapun….”
Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya
terus sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata2 terakhir itu,
papa merasa sangat tergoncang, sejak malam itu, papa telah diubah dan telah
menjadi sangat hormat dan sayang kepada mama. Menggandeng tangan anak2,
merangkul mama serta senantiasa saling berpelukan. Kelak aku juga
bercita-cita ingin mendapatkan pasangan yg seperti papa.
Kehidupan apapun yg kita jalani ini, itu tidaklah penting; tapi yg
terpenting adl bagaimana sikap kita dalam menghadapi hidup ini, terutama
disaat-saat badai itu muncul.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar